Pages

Rabu, 09 Juli 2014

Tentang Tuban


Seni tari masih tetap eksis di daerah Tuban sebagai seni pergaulan sampai sekarang. Karena warga, terutama kalangan pria dewasa maupun orangtua, masih sangat menggandrungi para penari.
Kesenian Sandur



Kesenian Sandur adalah tradisi untuk mengungkapkan rasa kegembiraan setelah musim panen. Kesenian ini diawali dengan tari-tarian yang dibawakan oleh empat peraga laki-laki yang disebut Cawik, Pethak, Balong dan Tansil.
Puncak acara ini dilakukan pada tengah malam dengan atraksi kalongking yaitu seorang pemain berjalan di atas tambang dengan ketinggian sekitar 15 meter dari permukaan tanah, kedua ujung tambang diikat pada batang bambu yang di tancap di tengah-tengah lapangan. Ketika berada di tengah tambang pelaku kalongking langsung melakukan tapa kalong dengan posisi kepala di bawah dengan kaki mengait tambang.
:: ::
Kesenian Tayub



Tayub merupakan salah satu kesenian tradisional Tuban dan merupakan peninggalan dari budaya leluhur yang telah memasyarakat secara turun menurun. Penari Tayub biasanya terdiri dari 2 orang sampai dengan belasan penari.
Para penonton dapat ikut serta menari bersama dengan penari Tayub. Acara akan semakin ramai dan hangat ketika penari Tayub yang disebut sindir menyanyikan gending-gending (lagu) yang sedang in dan digemari oleh penonton, sehingga akan banyak penonton yang turut serta menari dengan gerakan tari yang mereka bisa lakukan.
Sindir biasanya selalu memenuhi keinginan penonton dengan melantunkan lagu yang diminta. Tarian ini biasanya diselenggarakan untuk memeriahkan acara perrnikahan, khitanan, atau acara keluarga lainnya. Acara berlangung selama sehari atau bahkan sampai dua hari, tergantung pesanan dari penyewa tarian tersebut.


MAKANAN KHAS TUBAN


Ampo Camilan Khas Tuban
CHOCO STICK atau TANAH?
Ampo namanya. Sepintas terlihat spt choco stick ya.. Siapa sangka itu adalah tanah liat yang diserut. Masyaraakat Tuban percaya bahwa ampo dapat menguatkan sistem pencernaan. Bahkan memakan tanah liat juga dipercaya sebagai obat yang dapat mengobati beberapa macam penyakit.
Proses pembuatan Ampo terbilang cukup sederhana. Tidak semua tanah dapat dijadikan ampo. Ampo dibuat dari tanah liat pilihan yang terbebas dari kotoran, kerikil, pasir dan sampah. Kemudian tanah liat dicampur air sampai kalis, lantas dipadatkan menjadi balok. Barulah balok tanah liat tadi diserut dengan kayu pipih/bambu, sehingga tanah liat membentuk gulungan seperti astor. Selanjutnya serutan tanah liat tersebut dipanggang di atas tungku hingga menghitam. Biasaya proses pemanggangan ini memakan waktu 4 jam.
Meski dibuat dari bahan dasar tanah, namun ampo tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Sebuah penelitian menyebutkan, memakan tanah liat akan melindungi dan mencegah masuknya bakteri dan virus ke usus, serta meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tubuh.
Tak hanya di Tuban, Ampo juga dikenal di Brebes, dan sebagian wilayah di Jawa Barat. Harga ampo relatif murah yakni 150 rupiah perbungkus. Ampo buatannya biasanya dipesan para pedagang di pasar atau dijadikan oleh-oleh khas Tuban.
Ada yang mau mencicipi Ampo? ^.^


Ciri Khas warga Masyarakat Kota Tuban

DSC05668Warga masyarakat Kota Tuban mempunyai ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan yang lain. Setiap keunikan yang ada membuat setiap hal menjadi kian beragam. Sebagai warga masyarakat kota Tuban, tentu saja hal-hal yang berbeda sangat mudah untuk diketahui. Ada beberapa ciri khas masyarakat Kota Tuban yang sangat terkenal hingga ke pelosok negeri. Hal yang unik tersebut melekat hingga kini dan mudah dijumpai setiap saat. Untuk lebih jelasnya tentang ciri khas apa saja yang paling menonjol, berikut ini merupakan ciri khas tersebut yang dirangkum dalam tata bahasa yang eksklusif persembahan untuk tanah kelahiran tercinta.
  1. Warga masyarakat kota Tuban terbiasa hidup bergotong-royong dalam berbagai aktivitas. Pernahkah anda jumpai masyarakat warga kota Tuban saling membantu saat tetangga mereka sedang memperbaiki rumah? Hal itu adalah pemandangan yang biasa terlihat. Saling bahu membahu dalam berbagai kegiatan termasuk aktivitas sosial merupakan hal biasa yang sudah lazim terlihat. Kebiasaan untuk saling tolong-menolong telah merasuk dalam jiwa masyarakat Kota Tuban dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membedakan warga kota ini dengan kota lainnya. Dalam setiap acara sosial, warga masyarakat Kota Tuban tidak perlu diundang. Saat mereka melihat atau mendengar tetangga mereka akan punya hajat atau yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama “Duwe Gawe”, maka para tetangga tanpa di komando akan langsung berdatangan. Mereka saling membantu tanpa pamrih. Sejak zaman dahulu kala ketika Kota Tuban masih berupa Kerajaan, masyarakat kota Tuban telah terbiasa hidup dalam tatanan masyarakat yang penuh dengan jiwa sosial. Sifat turun temurun tersebut masih tercermin hingga kini. Sebuah sikap yang menjadikan warga Masyarakat Kota Tuban menjadi luar biasa bermutu. Orang tuaku yang juga warga Kota Tuban selalu berkata “Lebih penting memiliki jiwa yang baik daripada pandai tapi sama sekali tidak punya hati”. Sebuah petuah yang diajarkan para orang tua warga masyarakat Kota Tuban.
  2. Warga Masyarakat Kota Tuban adalah Pekerja Keras. Dengan keterbatasan ekonomi, warga Kota Tuban pantang untuk menyerah. Segala cara yang halal ditempuh untuk tetap melanjutkan hidup. Mayoritas warga Kota Tuban bukanlah orang yang mampu dalam standar finansial pada umumnya namun mereka tetap semangat dalam menjalani hidup. Petani yang bekerja di sawah untuk menghidupi anak istrinya sama sekali tak mengeluh meski keadaan ekonomi cenderung membuat mereka hidup serba pas-pasan. Nelayan yang melaut mencari ikan pantang pulang sebelum hasil ada di tangan. Sikap pekerja keras warga masyarakat Kota Tuban merupakan warisan leluhur yang masih tercermin hingga kini.
  3. Warga Masyarakat Kota Tuban adalah pejuang pemberani. Kala penjajahan mencengkeram erat bumi pertiwi, warga masyarakat Kota Tuban tak pernah surut berjuang mempertahankan kemerdekaan. Mereka lebih baik gugur daripada hidup terjajah. Sikap pemberani ini telah terlihat sejak masa kepemimpinan Adipati Ronggolawe di Kerajaan Majapahit. Warga masyarakat Kota Tuban selalu siap berjuang saat diperlukan. Mereka selalu ingat pesan para leluhur mereka yang telah berjuang lebih dulu dalam mempertahankan kemerdekaan. “Selalu siap demi kebenaran” adalah moto warga masyarakat Kota Tuban yang tak pernah tertuliskan namun terpatri dalam tiap sanubari.
Tiga ciri khas yang paling menonjol tersebut merupakan warisan nenek moyang yang telah ada sejak zaman dulu. Kini tinggal bagaimana penerus daerah memutuskan untuk tetap menjaga nilai luhur yang selalu dijaga leluhur atau bersikap sebaliknya.

link blog my friend :
aghagha06.blogspot.com
aleqkurtubi.blogspot.com
rachmadpanji.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About